Minggu, 24 Januari 2016

pengalaman ku



Hallo semua, saya astri disni saya akan membagi pengalaman saya selama saya praktek diRB yang bertempat diKresek, saya disana praktek mulai dari tanggal 23 november -  tanggal 12 desember.

Hari pertama saya masuk praktek disana saya binggunhg mau ngapain karena  saya gak tau mesti ngapain saya selama disana, dan akhirnya disana saya sama bidannya dikenalkan sama asisten bidannya yang bernama T, disana saya diperkenalkan ruangan satu persatau setelah saya diperkenalkan ruangan lalu datang lah pasien untuk memeriksakan keadaannya. Disana banyak sekali pasien yang datang tapi disana biasnya kebanyakan yang dating untuk melakukan penyuntikan KB ada juga yang memeriksakan kehamilan. Tidak terasa hari pun sudah malam dan akhirnya saya pun pun pulang ke tempat saya.

Dan hari berikutnya ada ibu yang ingin melahirkan disana saya membantu bidannya untuk persalinan saya ada rasa takut juga sih buat membantu persalinan kan yang biasanya praktek hanya dengan pantom tapi ini dengan ibu beneran tapi saya yakin saya bisa bantu bidannya buat menolong persalina walau awal – awal sih hanya dikasih liat aja dulu buat melakukan penolongan bayi, setelah bayi lahir saya menggendong bayi yang mungil itu, dan setelah beberapa jam akhirnya persalinan bisa berjalan dengan lancer bayi pun lahir dengan selamat.

Hari berikutnya saya kebagian sip pagi disana saya mulai kembali aktifitas seperti biasanya, tapi saat datang pasien belum ada yang datang mungkin masih terlalu pagi kali yahh.tapi dan pada akhirnya pasien datang untuk melakukan KB, setelah itu ada pasien anak kecil yang terkena kaca dan pasien tu harus dijahit dan akhirnya anak tu dijahit dan bidan T menyuruh saya untuk menjahit dan akhirnya saya pun menjahit kaki anak itu walau didampingi sih.

Dari pengalam ini saya belajar banayak sekali dari yang gak tau dan sekarang bisa tau dan disana saya bisa menemukan kekelurgaan,  bidan tidak pernah membedakan siswa atau bukan disana kami semua sama, saya bahagia sekali bisa praktek dibidan R dia bidan yang sangat ramah. tetangga dirumah nya pun sangat ramah sama saya walau baru kenal. disana saya bisa belajar smua yang saya tidak tahu. Terimaksih buat bidan R dan T saya sudah diajarkan obat – obat membantu persalinan banyak sekali yang bidan R dan T ajarkan disana. Terima kasih juga buat pak E saudara bidan R yang dah mau nemenin saya dinas sampe saya pulang dia selalu nemenin saya dia juga membantu saya meracik obat dan memeriksakan pasien.

Itu lah pengalam saya walau tidak banyak yang saya ceritakan semoga bisa jadi pengalaman yah buat kalian yang membaca.  

Terima Kasih


Minggu, 01 November 2015

ASUHAN PERSALINAN TENTANG LETAK SUNGSANG



ASUHAN PERSALINAN TENTANG LETAK SUNGSANG


1.1.PENGERTIAN
Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong ( sungsang ) dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah ( didaerah pintu atas panggul / simfisis ). 2
Letak sungsang adalah keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum uteri. Presentasi bokong adalah janin terletak memenjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya.6

1.2.KLASIFIKASI LETAK SUNGSANG
a.       Telat Bokong ( Frank Breech )
Pada persalinan bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ketasa sehingga ujungnya terdapat stinggi bahu atau kepala janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong. Frekuensi terjadinya 50-70%.6
b.      Letak Sungsang Sempurna ( Complate Breech )
Yaitu letak bokong dimana kedua kaki ada disamping bokong ( letak bokong kaki sempurna ). Frekuensi terjadinya 75%.6
c.       Letak sungsang Tidak sempurna ( Incomplete Breech )
Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki ( incomplate or footling ), frekuensi terjadinya 10 – 30%. Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada presentasi kaki bagian paling rendah adalah satu atau dua kaki. Selain bokong bagian terendah juga kaki dan lutut, terdiri dari :6
Ø  Kedua kaki : letak kaki sempurna.
Ø  Satu kaki : letak aki tidak sempurna, frekuensi terjadinya 24%.
Ø  Kedua lutut : letak lutut sempurna.
Ø  Satu lutut : letak lutut tidak sempurna, frekuensi terjadinya 1%.

Description: C:\Users\INTELAMD\Pictures\JNJHG.jpg


Berdasarkan jalan yang dilaului, maka persalinan sungsang dibagi menjadi 2
1.      Persalinan per vaginam
a.       Spontaneous breech ( Bracht )
b.      Partial breech extraction : manual aid, assited breech delivery
c.       Total breech extraction
2.      Persalinan per abdominam : Seksio sesaria
Pada persalinan secara Bracht ada 3 tahap : 
a.  Fase lambat ( Bokong lahir sampai umbilikalis / scapula anterior )
b.  Fase cepat ( dari umbilicus sampai mulut / hidung )

Melahirkan bokong dan kaki 1
a.       Jika bokong telah mencapai vagina dan pembukaan lengkap, suruh ibu mengedan bersamaan dengan his.
b.      Jika perineum sangat kaku, lakukan episiotomy.
c.       Biarkan bokong turun sampai scapula kelihatan.
d.      Pegang bokong dengan hati – hati, jangan lakukan penarikan.
e.       Jika kaki tidak lahir spontan, lahirkan satu kaki dengan jalan :
Ø  Tekan belakang lutut.
Ø  Genggam tumit dan lahirkan kaki.
Ø  Ulangi untuk melahirkan kaki yang lain.
f.       Pegang pinggul bayi tetapi jangan tarik dan lahirkan lengan dengan teknik Bracht.

Melahirkan lengan 1
Lengan berada didada bayi
a.       Biarkan lengan lahir spontan satu demi satu. Jika perlu diberi bantuan.
b.      Jika lengan pertama lahir,angkat bokong kea rah perut ibu agar lengan kedua lahir spontan.
c.       Jika lengan tidak lahir spontan, tempatkan 1 atau 2 jari di siku bayi dan tekan, agar tangan turun melewatu muka bayi.

Lengan lurus ke atas kepala atau terjungkit dibelakang kepala ( nuchalarm )1
Gunakan perasat / cara Lovset
Ø  Setelah bokong dan kaki bayi lahir, pegang pinggul bayi dengan kedua tangan.
Ø  Putar bayi 180 derajat sambil tarik kebawah dengan lengan bayi yang terjungkit kea rah penunjuk jari tangan yang menjungkit, sehingga lengan posterior berada dibawah simfisis ( depan ).
Ø  Bantu melahirkan lengan dengan memasukan 1 atau 2 jari pada lengan atas serta menarik tangan ke bawah melalui dada sehingga siku dalam keadaan fleksi dan lengan depan lahir.
Ø  Untuk melahirkan lengan kedua, putar kembali 180 derajat ke arah yang berlawanan ke kiri / ke kanan sambil di tarik sehingga lengan belakang menjadi lengan depan dan lahir didepan.

Badan bayi tidak dapat diputar1
Jika badan bayi tidak dapat diputar, lahirkan bahu belakang / posterior lebih dahulu dengan jalan
a.       Pegang pergelangan kaki dan angkat ke atas.
b.      Lahirkan bahu belakang / posterior.
c.       Lahirkan lengan dan tangan.
d.      Pegang pergelangan kaki dan tarik ke bawah.
e.       Lahirkan bahu dan lengan depan.

Melhirkan kepala1
Melahirkan kepala dengan cara Mauriceau Smellie Veit dengan jalan :
a.       Masukan tangan kiri penolong ke dalam vagina.
b.      Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi seolah – olah menunggang kuda ( untuk penolong kidal letakkan badan bayi di atas tangan kanan ).
c.       Letakkan jari telunjuk dan jari manis kiri pada maksila bayi dan jari tangan didalam mulut bayi.
d.      Tangan kanan memegang / mencengakam tengkuk bahu bayi, dan jari tengah mendorong oksipital sehingga kepala menjadi fleksi.
e.       Dengan koordinasi tangan kiri dan kanan secara hati – hati tariklah kepala degan gerakkan memutar sesuai dengan jalan lahir.
Catatan : Minta seorang asisten menekan atas tulang pubis ibu sewaktu melahirkan kepala.
f.       Angkat badan bayi ( posisi menunggang kuda ) ke atas untuk melahirkan mulut, hidung, dan seluruh kepala.
Kepala yang menyusul1
a.       Kosongkan kandung kemih.
b.      Pastikan pembukaan lengkap.
c.       Bungkus bayi dengan kain dan minta asisten memegangnya.
d.      Pasang cunam bipariental dan lahirkan kepala dalam keadaan fleksi.
e.       Jika cunam tidak ada, tekan suprasimfisis agar kepala fleksi lahir.

Bokong kaki ( footling breech )1
Jika dengan presentasi bokong kaki sebaiknya dilahirkan dengan seksio sesaria.
a.       Persalinan janin bokong kaki per vaginam dibatasi pada :
Ø  Dalam fase aktif persalinan dan pembukaan lengkap.
Ø  Bayi prematur yang tidak diharapkan hidup.
Ø  Anak kedua pada persalinan ganda.

b.      Cara persalinan per vaginam :
Ø  Genggam pergelangan kaki.
Ø  Tarik bayi hati – hati dengan memegang pergelangan kaki sampai bokong kelihatan.
Ø  Lanjutkan persalinan dengan melahirkan bahu dan kepala.

Ekstraksi bokong1
Dikerjakan pada presentasi bokong murni dan bokong sudah turun di dasar panggul, kala II tidak maju, atau keadaan janin / ibu yang mengharuskan bayi segera dilahirkan.
a.       Pasang sarung tangan DTT, masukkan 1 tangan ke jalan lahir dan keluarkan kedua telapak kaki.
b.      Tarik kaki sampai kelihatan dan lahir bokong.
c.       Lanjutkan persalinan dengan melahirkan bahu dan kepala
d.      Berikan antibiotika dosis tunggal setelah bayi lahir :
Ø  Ampisillin 2 g/I.V. DENGAN metronidazole 500 mg I.V.
Ø  ATAU sefazolin 1 g I.V. DENGAN metronidazole 500 mg I.V.


1.3.ETIOLOGI LETAK SUNGSANG 6
Ada beberapa penyebab yang memegang peranan dalam terjadinya leta sungsang diantaranya adalah :
1.      Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air ketuban masih banyak dan kepala anak relatif besar.
2.      Hidramnion karena anak mudah bergerak.
3.      Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas panggul.
4.      Panggul sempit.
5.      Kelainan bentuk kepala : hidrocephalus, anencephalus, karena kepala kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul.
Faktor lain yang menjadi predisposisi terjadinya letak sungsang selain umur kehamilan termasuk diantaranya relaksasi utrus berkaitan dengan multiparitas, multi fetus, persalinan sungsang sebelumnya, kelainan uterus dan tumor pelvis.plasenta yang terletak didaerah kornu fundus uteri dapat pula menyebabkan letak sungsang, karena plasenta mgurangu luas ruangan di daerah fundus.
Fianu dan vaclavinkova ( 1978 ) menemukan prevelensi lebih tinggi pada implantasi plasenta didaerah kornual – fundal pada letak lintang ( 73% ) dari presentasi vertex ( 5 % ) dengan sonografi. Frekuensi terjadinya letak sungsang juga meningkat dengan adanya plasenta previa, tetepi hanya sejumlah kecil letak sungsang yang berhubungan dengan plasenta previa. Tidak ada hubungan yang kuat antara letak sungsang dengan pelvis yang menyempit ( panggul sempit ).

1.4.EPIDEMIOLOGI LETAK SUNGSANG 6
Dengan insidensi 3 – 4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan ( lebih dari 37 minggu ), presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara 25 – 30%, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu.
Angka kejadian persalinan sungsang bervariasi yaitu 40% pada umur kehamilan 20 minggu,6 – 8% pada umur kehamilan 34 minggu dan 3 – 4% pada kehamilan aterm. Pada persalinan sungsang, yang sering terjadi adalah sebelum proses persalinan dimulai, janin berputar spontan, sehingga presentasinya menjadi presentasi kepala. Oleh karena itu presentasi bokong ( sungsang ) hanya terjadi sekitar 3 – 4% pada kelahiran bayi tunggal. Sebagai contoh 3,5% diantara 136.256 bayi tunggal yang lahir antara tahun 1990 sampai tahun 1999 diparkland Hospital memiliki presentasi bokong ( sungsang ). Frekuensi letak sungsang adalah dua sampai tiga persen dimana75%  complete breech presentation dan 25% adalah complete breech presentation .di RS Pirngadi, Medan 4,4% dan RS Hasan Sadikin Bandung 4,6%.

1.5.DIAGNOSA LETAK SUNGSANG 6
Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Pada pemeriksaan luar, di bagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian yang keras dan bulat, yakni kepala, dan kepala teraba di fundus uteri. Kadang – kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah – olah kepala, tetapi kepala tidak dapat digerakkan semudah kepala. Seringkali wanita tersebut menyatakan bahwa kehamilannya yang terdahulu, karena terasa penuh di bagian atas dan gerakan terasa lebih banyak dibagian bawah. Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi dari pada umbilikus.
Pada pemeriksaan luar didapat kan di bagian bawah uterus tidak teraba kepala, balotemen negatif, teraba kepala difundus uteri, denyut jantung janin ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi dari padaumbilikus. Apabila diagnosis letak sungsang degan pemeriksaan luar tidak dapat dibaut, karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi atau banyaknya air ketuban, maka diagnosis ditegakkan berasarkan pemeriksaan dalam. Apabila masih ada keragu –raguan, harus dipetimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik atau MRI ( Magnetic Resonance Imaging ).
Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya sakrum, kedua tuberositas iskii, dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan.
Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditmukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari – jari lain dan panjang  jari kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pada persalinan lama, bokong janin mengalami edema, sehingga kadang – kadang sulit untuk membedakan bokong dengan muka.
Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan bokong dengan muka karena jari yang akan dimasukkan kedalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang dimasukkan ke dalam mulut akan meraba tulang rahang akan alveola tanpa ada hambatan. Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba disamping bokong, sedangkan pad presentasi bokong kaki tidak sempurna, hanya teraba satu kaki disamping bokong. Pada pemeriksaan foto rongent didapatkan bayangan kepala berada difundus.

1.6.FAKTOR PENYEBAB LETAK SUNGSANG 6
Letak sungsang disebabkan oleh beberapa fakor:
Ø  Faktor ibu :
a.       Keadaan rahim, misalnya kelainan bentuk rahim dan ibu mengalami mioma.
b.      Keadaan plasenta, misalnya letak plasenta rendah ( plasenta previa ), serta
c.       Keadaan jalan lahir, misalnya kelainan bentuk panggul atau panggul sempit.
Ø  Faktor janin :
a.       Tali pusat pendek atau terjadi lilitan tali pusat.
b.      Kelainan kepala, seperti hidrosefalus atau anensefalus ( tanpa tengkorak kepala )
c.       Kehamilan kembar
d.      Air ketuban yang berlebihan ( hidamnion ) atau air ketuban yang relatif sedikit ( oligohidramnion ), serta
e.       Lahir prematur

1.7.FAKTOR RESIKO LETAK SUNGSANG 6
Presentasi sungsang berhubungan dengan prolaps tali pusat dan ekstensi kepala. Resiko pada janin prolaps tali pusat 15% pada presntasi kaki, 5% pada bokong sempurna, dan 0,5 pada bokong murni. Jika kepala bayi hiperektensi, dapat meningkatkan risiko trauma tulang belakang.
Bebrapa faktor resiko pada presentasi bokong ( sungsang ) yaitu prematuritas, abnormalitas struktur uterus, polihidramnion, plasenta previa,multiparitas,mioma uteri, kehamilan multipel, anomali janin ( anensafali, hidrosafalus ), dan riwayat presentasi bokong sebelumnya. Pasien dengan bayi presentasi letak bokong murni dan letak bokong sempurna dapat dilakukan dengan persalinan pervaginam. Persalinan bokong pervaginam disertai resiko pada bayi yaitu:
1.      Mortalitas ( rata – rata mortalitasnya tiga sampai lima kali jika berat janin lebih dari 2500 gram dan tidak memiliki kelainan kongenital )
2.      Asfiksia ( 3 kali dibandingkan persalinan dengan seksio sesaria )
3.      Prolaps tali pusat ( 5 sampai 20 kali dibandingkan dengan seksio sesaria )
4.      Trauma pada saat proses kelahiran ( 13 kali dibandingkan dengan seksio sesaria )
5.      Cedera tulang belakang ( terjadi sebnyak 21% pada persalinan pervaginam )
Pada mortalitas perinatal, terdapat kematian perintal 13 kali lebih tinggi dari pada kematian perintal pada morbiditas perinatal, terdapat 5 -7 kali lebih tinggi dari pada presentasi kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat janin dan jenis presentasi bokong. Sebab utama kematian perinatal pada presentasi bokong adalah hipoksia,trauma persalinan, prematuritas dan kelainan kongenital.

1.8.MASALAH DAN KEMUNGKINAN KOMPLIKASI PADA KELAHIRAN SUNGSANG 3
1.      Hipoksia
Hipoksia teridentifikasi sebagai penyebab tersering kematian bayi sungsang. CESDI ( 2000 ) mengatakan bahwa tidak diketahuinya dann tindakan terlalu cepat merupakan faktor utama.

Prolapse tali pusat
Insiden : 3,7% pada bayi sungsang ( confine et al., 1985 )
Prolapse tali pusat adalah sebagai berikut :
a.      Lebih sering pada primigravida dari pada multigravida ( 6% dan 3% )
b.      Lebih umum pada persalinan prematur dan presentasi inkomplet ( tipe kaki menumbung presentasi bokong ).
c.       Juga dihubungkan dengan pemecahan ketuban artifisial dan meningkatkan insiden kompresi tali pusat.
Prolapse tidak selalu menyebabkan kompresi tali pusat, bila serviks telah dilatasi penuh kelahiran per vagina masih mungkin.
2.      Persalinan macet setelah kepala macet
Insiden : 0-8,5% aterm ( Cheng & Hannah,1993 ).
“ bila sungsang komplet atau tubuh denga mudah melalui pelvis, maka kepala dapat diharapkan melewatinya tanpa kesulitan “( Enkin et al.,2000 ). Pada bayi aterm, bila kepala tidak dapat melalui serviks dan pelvis, bokong juga pasti tidak bisa dan persalinan tidak maju ( Hofmeyr, 2001 mengutip Gebbie, 1998 ).

Terperangkap lebih sering pada bayi preterm ( Stevenson,1993 ), dan mungkin akan berhubungan dengan pengejanan maternal yang didorong sebelum atau  setelah misdiagnosis dilatasi penuh.

3.      Hiperekstensi kepala bayi ( star gazing )
Insiden : 5% ( Confino et al.,1985 ).
Hiperekstensi kepala bayi dapat terjadi akibat faktor berikut.
a.       Tali pusat leher bayi
b.      Lokasi plasenta
c.       Abnormalitas uterus ataupun bayi
d.      Bila terdeteksi dengan pemindaian ultrasuara,aterm,dianjurkan seksio sesaria
e.       Bisa disebabkan persalinan dengan intervensi yang tidak lazim oleh pemberi asuhan. Harus mengejan spontan, ukan ditarik;penarikan dapat menyebabkan ekstensi lengan dan kepala bayi ( Hofmeyrl,2000 )

4.      Trauma kepala dan leher
Penarikan yang kuat oleh pemberi asuhan dapat menyebabkan cedera otak dan medulla spinalis iatrogenic ( Banks,1998 ).

5.      Pelepasan plasenta prematur
Mungkin berhubungan dengan posisi maternal pada stadium kedua persalinan ( Cronk,1998 )

1.9.PERAWATAN PASCA PERSALINAN 1
a.       Isap lender mulut dan hidung bayi.
b.      Klem dan tolong tali pusat.
c.       Berikan oksitosin 10 unit I.M. dalam 1 menit sesudah bayi lahir.
d.      Lanjutkan penanganan aktif kala III.
e.       Periksa keadaan pasien dengan baik.
f.       Lakukan penjahitan robekan serviks atau vagina atau episiotomi.

2.1.PERSALINAN DAN KELAHIRAN 3
Persiapan / perencanaan kelahiran
Persiapan meunjukkan proses ketika ibu dan bidan bersama mencapai keputusan untuk melakukan kelahiran sungsang per vagina. Poin – poin yang harus dipertimbangkan meliputi hal – hal sebagai berikut.
a.       Bayi dalam posisi baik dan tidak dianggap terlalu besar
b.      Bidan yang terampil dan kompeten dapat mendukung ibu dalam kelahiran sungsang
c.       Ibu, pasangannya, dan bidan diberi informasi mengenai proses serta kemajuan persalinan dan kelahiran sungsang yang telah diantisipasi. Ibu memiliki rasa percayadiri terhadap tubuh dan bidannya
d.      Komunikasi yang baik antara ibu dan bidan

2.2.MEKANISME KELAHIRAN SUNGSANG
a.       Bidan harus merujuk ke buku teks yang tepat untuk membiasakan diri dengan mekanisme ini.3
b.      Terdapat tiga bagaian mekanisme persalinan yang masing – masing mempunyai kesulitan, yaitu : bokong bahu, dan kepala4
c.       Mekanisme persalinan kepala adalah mekanisme yang paling berbahaya4
d.      Mulai dari bokong relative kecil, makin besar pada bahu dan persalinan kepala paling sulit : 5
Ø  Kepala bagian paling besar dan lahir paling belakang
Ø  Waktu persalinan kepala terbatas sekitar 8 menit
Ø  Tulang basis kranii dengan susunan rapat sehingga tidak mungkin mengalami maulase
Ø  Kemungkinan putaran kepala terbalik sehingga menambah sulitnaya persalinan ( dagu didepan )
e.       Persalinan yang masih mungkin dapat dilakukan hanya pertolongan menurut brach : 5
Ø  Pembukaan lengkap tanpa terdapat sefalpelvis disproporsi
Ø  Bokong dipegang secara brach
Ø  Lakukan hiperlordose bokong kearah perut itu
Ø  Dapat dilakukan dengan dua kali mengejan
Ø  Saat bokong tampak berikan unit oksitosin I.M.seorang membantu mendorong fundus uteri secara kristestel
Ø  Untuk menghindari tekanan tali pusat, dapat dilonggarkan terlebih dahulu
               
2.3.Penyebab kelahiran sungsang : 5
a.       Panggul sempit
b.      Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
c.       Kelainan uterus : septus, arkuatus, atau dupleks
d.      Plasenta previa
e.       Terdapat tumor dipelvis minor yang mengganggu masuk kepala janin ke PAP
f.       Kehamilan ganda

2.4.Komplikasi 4
a.       Angka mortalitas bayi tinggi, yaitu 20 – 25%
b.      Dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi
c.       Komplikasi ibu, disebut “ trias komplikasi “,yaitu :
Ø  Perdarahan
Ø  Infeksi
Ø  Trauma jalan lahir
d.      Komplikasi anak
Ø  Dislokasi persendian
Ø  Trauma alat vital visera
Ø  Fraktur persendian leher
Ø  Fraktur tulang ekstremitas
Ø  Asfiksia ringan sampai berat
Ø  Perdarahan intraknarial
Ø  Lahir mati



DAFTAR PUSTAKA

1.      Wiknjosastro, glardi hanifa.2012.buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.: Jakarta.PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2.      Saepudin, Abdul Bari.2009.buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal: Jakarta. PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
3.      Chapman, Vicky.2006.asuhan kebidanan persalinan dan kelahiran: Jakarta.EGC.
4.      Manuaba, ida bagus gde.2000.penuntun kepaniteraan klinik obstetri dan ginekologi: Jakarta.EGC.
5.      Manuaba, ida bagus gde.2000. kapita salekta penatalaksanaan rutin obstetric ginekologi dan kb: Jakarta.EGC.
6.      D Endraningtias - 2015 - repository.uinjkt.ac.id