ASUHAN PERSALINAN TENTANG LETAK SUNGSANG
1.1.PENGERTIAN
Persalinan
pada bayi dengan presentasi bokong ( sungsang ) dimana bayi letaknya sesuai
dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong
merupakan bagian terbawah ( didaerah pintu atas panggul / simfisis ). 2
Letak sungsang adalah keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum uteri.
Presentasi bokong adalah janin terletak memenjang dengan bagian terendahnya
bokong, kaki, atau kombinasi keduanya.6
1.2.KLASIFIKASI LETAK
SUNGSANG
a. Telat Bokong ( Frank Breech )
Pada persalinan bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut,
kedua kaki terangkat ketasa sehingga ujungnya terdapat stinggi bahu atau kepala
janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong. Frekuensi
terjadinya 50-70%.6
b. Letak Sungsang Sempurna ( Complate Breech )
Yaitu letak bokong dimana kedua kaki ada disamping bokong (
letak bokong kaki sempurna ). Frekuensi terjadinya 75%.6
c. Letak sungsang Tidak sempurna ( Incomplete Breech
)
Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (
incomplate or footling ), frekuensi terjadinya 10 – 30%. Pada presentasi bokong
kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki
yang lain terangkat ke atas. Pada presentasi kaki bagian paling rendah adalah
satu atau dua kaki. Selain bokong bagian terendah juga kaki dan lutut, terdiri
dari :6
Ø Kedua kaki : letak kaki sempurna.
Ø Satu kaki : letak aki tidak sempurna, frekuensi
terjadinya 24%.
Ø Kedua lutut : letak lutut sempurna.
Ø Satu lutut : letak lutut tidak sempurna, frekuensi
terjadinya 1%.
Berdasarkan
jalan yang dilaului, maka persalinan sungsang dibagi menjadi 2
1.
Persalinan
per vaginam
a.
Spontaneous
breech ( Bracht )
b.
Partial
breech extraction : manual aid, assited breech delivery
c.
Total
breech extraction
2.
Persalinan
per abdominam : Seksio sesaria
Pada persalinan secara Bracht ada 3 tahap :
a.
Fase
lambat ( Bokong lahir sampai umbilikalis / scapula anterior )
b.
Fase
cepat ( dari umbilicus sampai mulut / hidung )
Melahirkan
bokong dan kaki 1
a.
Jika
bokong telah mencapai vagina dan pembukaan lengkap, suruh ibu mengedan bersamaan
dengan his.
b.
Jika
perineum sangat kaku, lakukan episiotomy.
c.
Biarkan
bokong turun sampai scapula kelihatan.
d.
Pegang
bokong dengan hati – hati, jangan lakukan penarikan.
e.
Jika
kaki tidak lahir spontan, lahirkan satu kaki dengan jalan :
Ø Tekan belakang lutut.
Ø Genggam tumit dan lahirkan kaki.
Ø Ulangi untuk melahirkan kaki yang lain.
f.
Pegang
pinggul bayi tetapi jangan tarik dan lahirkan lengan dengan teknik Bracht.
Melahirkan
lengan 1
Lengan berada
didada bayi
a.
Biarkan
lengan lahir spontan satu demi satu. Jika perlu diberi bantuan.
b.
Jika
lengan pertama lahir,angkat bokong kea rah perut ibu agar lengan kedua lahir
spontan.
c.
Jika
lengan tidak lahir spontan, tempatkan 1 atau 2 jari di siku bayi dan tekan,
agar tangan turun melewatu muka bayi.
Lengan lurus ke
atas kepala atau terjungkit dibelakang kepala ( nuchalarm )1
Gunakan perasat
/ cara Lovset
Ø Setelah bokong dan kaki bayi lahir, pegang pinggul bayi dengan
kedua tangan.
Ø Putar bayi 180 derajat sambil tarik kebawah dengan lengan bayi yang
terjungkit kea rah penunjuk jari tangan yang menjungkit, sehingga lengan
posterior berada dibawah simfisis ( depan ).
Ø Bantu melahirkan lengan dengan memasukan 1 atau 2 jari pada lengan
atas serta menarik tangan ke bawah melalui dada sehingga siku dalam keadaan
fleksi dan lengan depan lahir.
Ø Untuk melahirkan lengan kedua, putar kembali 180 derajat ke arah
yang berlawanan ke kiri / ke kanan sambil di tarik sehingga lengan belakang
menjadi lengan depan dan lahir didepan.
Badan bayi
tidak dapat diputar1
Jika badan bayi
tidak dapat diputar, lahirkan bahu belakang / posterior lebih dahulu dengan
jalan
a.
Pegang
pergelangan kaki dan angkat ke atas.
b.
Lahirkan
bahu belakang / posterior.
c.
Lahirkan
lengan dan tangan.
d.
Pegang
pergelangan kaki dan tarik ke bawah.
e.
Lahirkan
bahu dan lengan depan.
Melhirkan
kepala1
Melahirkan
kepala dengan cara Mauriceau Smellie Veit dengan jalan :
a.
Masukan
tangan kiri penolong ke dalam vagina.
b.
Letakkan
badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi seolah – olah menunggang
kuda ( untuk penolong kidal letakkan badan bayi di atas tangan kanan ).
c.
Letakkan
jari telunjuk dan jari manis kiri pada maksila bayi dan jari tangan didalam
mulut bayi.
d.
Tangan
kanan memegang / mencengakam tengkuk bahu bayi, dan jari tengah mendorong
oksipital sehingga kepala menjadi fleksi.
e.
Dengan
koordinasi tangan kiri dan kanan secara hati – hati tariklah kepala degan
gerakkan memutar sesuai dengan jalan lahir.
Catatan : Minta seorang asisten menekan atas tulang pubis ibu
sewaktu melahirkan kepala.
f.
Angkat
badan bayi ( posisi menunggang kuda ) ke atas untuk melahirkan mulut, hidung,
dan seluruh kepala.
Kepala yang
menyusul1
a.
Kosongkan
kandung kemih.
b.
Pastikan
pembukaan lengkap.
c.
Bungkus
bayi dengan kain dan minta asisten memegangnya.
d.
Pasang
cunam bipariental dan lahirkan kepala dalam keadaan fleksi.
e.
Jika
cunam tidak ada, tekan suprasimfisis agar kepala fleksi lahir.
Bokong kaki (
footling breech )1
Jika dengan
presentasi bokong kaki sebaiknya dilahirkan dengan seksio sesaria.
a.
Persalinan
janin bokong kaki per vaginam dibatasi pada :
Ø Dalam fase aktif persalinan dan pembukaan lengkap.
Ø Bayi prematur yang tidak diharapkan hidup.
Ø Anak kedua pada persalinan ganda.
b.
Cara
persalinan per vaginam :
Ø Genggam pergelangan kaki.
Ø Tarik bayi hati – hati dengan memegang pergelangan kaki sampai
bokong kelihatan.
Ø Lanjutkan persalinan dengan melahirkan bahu dan kepala.
Ekstraksi
bokong1
Dikerjakan pada
presentasi bokong murni dan bokong sudah turun di dasar panggul, kala II tidak
maju, atau keadaan janin / ibu yang mengharuskan bayi segera dilahirkan.
a.
Pasang
sarung tangan DTT, masukkan 1 tangan ke jalan lahir dan keluarkan kedua telapak
kaki.
b.
Tarik
kaki sampai kelihatan dan lahir bokong.
c.
Lanjutkan
persalinan dengan melahirkan bahu dan kepala
d.
Berikan
antibiotika dosis tunggal setelah bayi lahir :
Ø Ampisillin 2 g/I.V. DENGAN metronidazole 500 mg I.V.
Ø ATAU sefazolin 1 g I.V. DENGAN metronidazole 500 mg I.V.
1.3.ETIOLOGI LETAK
SUNGSANG 6
Ada beberapa penyebab yang memegang peranan dalam terjadinya
leta sungsang diantaranya adalah :
1. Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang
lonjong, air ketuban masih banyak dan kepala anak relatif besar.
2. Hidramnion karena anak mudah bergerak.
3. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala
ke dalam pintu atas panggul.
4. Panggul sempit.
5. Kelainan bentuk kepala : hidrocephalus,
anencephalus, karena kepala kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul.
Faktor lain yang menjadi predisposisi terjadinya letak sungsang
selain umur kehamilan termasuk diantaranya relaksasi utrus berkaitan dengan
multiparitas, multi fetus, persalinan sungsang sebelumnya, kelainan uterus dan
tumor pelvis.plasenta yang terletak didaerah kornu fundus uteri dapat pula
menyebabkan letak sungsang, karena plasenta mgurangu luas ruangan di daerah
fundus.
Fianu dan vaclavinkova ( 1978 ) menemukan prevelensi lebih
tinggi pada implantasi plasenta didaerah kornual – fundal pada letak lintang (
73% ) dari presentasi vertex ( 5 % ) dengan sonografi. Frekuensi terjadinya
letak sungsang juga meningkat dengan adanya plasenta previa, tetepi hanya
sejumlah kecil letak sungsang yang berhubungan dengan plasenta previa. Tidak
ada hubungan yang kuat antara letak sungsang dengan pelvis yang menyempit ( panggul
sempit ).
1.4.EPIDEMIOLOGI LETAK
SUNGSANG 6
Dengan insidensi 3 – 4% dari seluruh kehamilan
tunggal pada umur kehamilan cukup bulan ( lebih dari 37 minggu ), presentasi
bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai. Sebelum umur
kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara 25 – 30%, dan
sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan 34
minggu.
Angka kejadian persalinan sungsang bervariasi
yaitu 40% pada umur kehamilan 20 minggu,6 – 8% pada umur kehamilan 34 minggu
dan 3 – 4% pada kehamilan aterm. Pada persalinan sungsang, yang sering terjadi
adalah sebelum proses persalinan dimulai, janin berputar spontan, sehingga
presentasinya menjadi presentasi kepala. Oleh karena itu presentasi bokong (
sungsang ) hanya terjadi sekitar 3 – 4% pada kelahiran bayi tunggal. Sebagai
contoh 3,5% diantara 136.256 bayi tunggal yang lahir antara tahun 1990 sampai
tahun 1999 diparkland Hospital memiliki presentasi bokong ( sungsang ).
Frekuensi letak sungsang adalah dua sampai tiga persen dimana75% complete breech presentation dan 25% adalah
complete breech presentation .di RS Pirngadi, Medan 4,4% dan RS Hasan Sadikin
Bandung 4,6%.
1.5.DIAGNOSA LETAK
SUNGSANG 6
Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Pada
pemeriksaan luar, di bagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian yang keras
dan bulat, yakni kepala, dan kepala teraba di fundus uteri. Kadang – kadang
bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah – olah kepala, tetapi
kepala tidak dapat digerakkan semudah kepala. Seringkali wanita tersebut
menyatakan bahwa kehamilannya yang terdahulu, karena terasa penuh di bagian
atas dan gerakan terasa lebih banyak dibagian bawah. Denyut jantung janin pada
umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi dari pada umbilikus.
Pada pemeriksaan luar didapat kan di bagian bawah uterus
tidak teraba kepala, balotemen negatif, teraba kepala difundus uteri, denyut
jantung janin ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi dari padaumbilikus.
Apabila diagnosis letak sungsang degan pemeriksaan luar tidak dapat dibaut,
karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi atau banyaknya
air ketuban, maka diagnosis ditegakkan berasarkan pemeriksaan dalam. Apabila
masih ada keragu –raguan, harus dipetimbangkan untuk melakukan pemeriksaan
ultrasonografik atau MRI ( Magnetic Resonance Imaging ).
Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong
yang ditandai dengan adanya sakrum, kedua tuberositas iskii, dan anus. Bila
dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan.
Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditmukan ibu
jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari – jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan panjang telapak
tangan. Pada persalinan lama, bokong janin mengalami edema, sehingga kadang –
kadang sulit untuk membedakan bokong dengan muka.
Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan bokong dengan muka
karena jari yang akan dimasukkan kedalam anus mengalami rintangan otot,
sedangkan jari yang dimasukkan ke dalam mulut akan meraba tulang rahang akan
alveola tanpa ada hambatan. Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki
dapat diraba disamping bokong, sedangkan pad presentasi bokong kaki tidak
sempurna, hanya teraba satu kaki disamping bokong. Pada pemeriksaan foto
rongent didapatkan bayangan kepala berada difundus.
1.6.FAKTOR PENYEBAB
LETAK SUNGSANG 6
Letak sungsang disebabkan oleh beberapa fakor:
Ø Faktor ibu :
a. Keadaan rahim, misalnya kelainan bentuk rahim dan
ibu mengalami mioma.
b. Keadaan plasenta, misalnya letak plasenta rendah (
plasenta previa ), serta
c. Keadaan jalan lahir, misalnya kelainan bentuk
panggul atau panggul sempit.
Ø Faktor janin :
a. Tali pusat pendek atau terjadi lilitan tali pusat.
b. Kelainan kepala, seperti hidrosefalus atau
anensefalus ( tanpa tengkorak kepala )
c. Kehamilan kembar
d. Air ketuban yang berlebihan ( hidamnion ) atau air
ketuban yang relatif sedikit ( oligohidramnion ), serta
e.
Lahir prematur
1.7.FAKTOR RESIKO LETAK
SUNGSANG 6
Presentasi sungsang berhubungan dengan prolaps tali pusat dan
ekstensi kepala. Resiko pada janin prolaps tali pusat 15% pada presntasi kaki,
5% pada bokong sempurna, dan 0,5 pada bokong murni. Jika kepala bayi
hiperektensi, dapat meningkatkan risiko trauma tulang belakang.
Bebrapa faktor resiko pada presentasi bokong ( sungsang )
yaitu prematuritas, abnormalitas struktur uterus, polihidramnion, plasenta
previa,multiparitas,mioma uteri, kehamilan multipel, anomali janin (
anensafali, hidrosafalus ), dan riwayat presentasi bokong sebelumnya. Pasien
dengan bayi presentasi letak bokong murni dan letak bokong sempurna dapat
dilakukan dengan persalinan pervaginam. Persalinan bokong pervaginam disertai
resiko pada bayi yaitu:
1. Mortalitas ( rata – rata mortalitasnya tiga sampai
lima kali jika berat janin lebih dari 2500 gram dan tidak memiliki kelainan
kongenital )
2. Asfiksia ( 3 kali dibandingkan persalinan dengan
seksio sesaria )
3. Prolaps tali pusat ( 5 sampai 20 kali dibandingkan
dengan seksio sesaria )
4. Trauma pada saat proses kelahiran ( 13 kali
dibandingkan dengan seksio sesaria )
5. Cedera tulang belakang ( terjadi sebnyak 21% pada
persalinan pervaginam )
Pada mortalitas perinatal, terdapat kematian perintal 13 kali
lebih tinggi dari pada kematian perintal pada morbiditas perinatal, terdapat 5
-7 kali lebih tinggi dari pada presentasi kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia
kehamilan, berat janin dan jenis presentasi bokong. Sebab utama kematian
perinatal pada presentasi bokong adalah hipoksia,trauma persalinan,
prematuritas dan kelainan kongenital.
1.8.MASALAH DAN KEMUNGKINAN KOMPLIKASI
PADA KELAHIRAN SUNGSANG 3
1.
Hipoksia
Hipoksia
teridentifikasi sebagai penyebab tersering kematian bayi sungsang. CESDI ( 2000
) mengatakan bahwa tidak diketahuinya dann tindakan terlalu cepat merupakan
faktor utama.
Prolapse tali pusat
Insiden : 3,7% pada bayi sungsang (
confine et al., 1985 )
Prolapse tali pusat adalah sebagai
berikut :
a.
Lebih
sering pada primigravida dari pada multigravida ( 6% dan 3% )
b.
Lebih
umum pada persalinan prematur dan presentasi inkomplet ( tipe kaki menumbung
presentasi bokong ).
c.
Juga
dihubungkan dengan pemecahan ketuban artifisial dan meningkatkan insiden
kompresi tali pusat.
Prolapse tidak selalu menyebabkan kompresi tali pusat, bila serviks
telah dilatasi penuh kelahiran per vagina masih mungkin.
2.
Persalinan
macet setelah kepala macet
Insiden : 0-8,5% aterm ( Cheng &
Hannah,1993 ).
“ bila sungsang komplet atau tubuh
denga mudah melalui pelvis, maka kepala dapat diharapkan melewatinya tanpa
kesulitan “( Enkin et al.,2000 ). Pada bayi aterm, bila kepala tidak dapat
melalui serviks dan pelvis, bokong juga pasti tidak bisa dan persalinan tidak
maju ( Hofmeyr, 2001 mengutip Gebbie, 1998 ).
Terperangkap lebih sering pada bayi
preterm ( Stevenson,1993 ), dan mungkin akan berhubungan dengan pengejanan
maternal yang didorong sebelum atau
setelah misdiagnosis dilatasi penuh.
3.
Hiperekstensi
kepala bayi ( star gazing )
Insiden : 5% ( Confino et al.,1985 ).
Hiperekstensi kepala bayi dapat terjadi akibat faktor berikut.
a.
Tali
pusat leher bayi
b.
Lokasi
plasenta
c.
Abnormalitas
uterus ataupun bayi
d.
Bila
terdeteksi dengan pemindaian ultrasuara,aterm,dianjurkan seksio sesaria
e.
Bisa
disebabkan persalinan dengan intervensi yang tidak lazim oleh pemberi asuhan.
Harus mengejan spontan, ukan ditarik;penarikan dapat menyebabkan ekstensi
lengan dan kepala bayi ( Hofmeyrl,2000 )
4.
Trauma
kepala dan leher
Penarikan yang kuat oleh pemberi
asuhan dapat menyebabkan cedera otak dan medulla spinalis iatrogenic (
Banks,1998 ).
5.
Pelepasan
plasenta prematur
Mungkin berhubungan dengan posisi maternal pada stadium kedua
persalinan ( Cronk,1998 )
1.9.PERAWATAN PASCA PERSALINAN 1
a.
Isap
lender mulut dan hidung bayi.
b.
Klem
dan tolong tali pusat.
c.
Berikan
oksitosin 10 unit I.M. dalam 1 menit sesudah bayi lahir.
d.
Lanjutkan
penanganan aktif kala III.
e.
Periksa
keadaan pasien dengan baik.
f.
Lakukan
penjahitan robekan serviks atau vagina atau episiotomi.
2.1.PERSALINAN DAN KELAHIRAN 3
Persiapan /
perencanaan kelahiran
Persiapan
meunjukkan proses ketika ibu dan bidan bersama mencapai keputusan untuk
melakukan kelahiran sungsang per vagina. Poin – poin yang harus dipertimbangkan
meliputi hal – hal sebagai berikut.
a.
Bayi
dalam posisi baik dan tidak dianggap terlalu besar
b.
Bidan
yang terampil dan kompeten dapat mendukung ibu dalam kelahiran sungsang
c.
Ibu,
pasangannya, dan bidan diberi informasi mengenai proses serta kemajuan
persalinan dan kelahiran sungsang yang telah diantisipasi. Ibu memiliki rasa
percayadiri terhadap tubuh dan bidannya
d.
Komunikasi
yang baik antara ibu dan bidan
2.2.MEKANISME KELAHIRAN SUNGSANG
a.
Bidan
harus merujuk ke buku teks yang tepat untuk membiasakan diri dengan mekanisme
ini.3
b.
Terdapat
tiga bagaian mekanisme persalinan yang masing – masing mempunyai kesulitan,
yaitu : bokong bahu, dan kepala4
c.
Mekanisme
persalinan kepala adalah mekanisme yang paling berbahaya4
d.
Mulai
dari bokong relative kecil, makin besar pada bahu dan persalinan kepala paling
sulit : 5
Ø Kepala bagian paling besar dan lahir paling belakang
Ø Waktu persalinan kepala terbatas sekitar 8 menit
Ø Tulang basis kranii dengan susunan rapat sehingga tidak mungkin
mengalami maulase
Ø Kemungkinan putaran kepala terbalik sehingga menambah sulitnaya persalinan
( dagu didepan )
e.
Persalinan
yang masih mungkin dapat dilakukan hanya pertolongan menurut brach : 5
Ø Pembukaan lengkap tanpa terdapat sefalpelvis disproporsi
Ø Bokong dipegang secara brach
Ø Lakukan hiperlordose bokong kearah perut itu
Ø Dapat dilakukan dengan dua kali mengejan
Ø Saat bokong tampak berikan unit oksitosin I.M.seorang membantu
mendorong fundus uteri secara kristestel
Ø Untuk menghindari tekanan tali pusat, dapat dilonggarkan terlebih
dahulu
2.3.Penyebab kelahiran sungsang : 5
a.
Panggul
sempit
b.
Tali
pusat pendek atau lilitan tali pusat
c.
Kelainan
uterus : septus, arkuatus, atau dupleks
d.
Plasenta
previa
e.
Terdapat
tumor dipelvis minor yang mengganggu masuk kepala janin ke PAP
f.
Kehamilan
ganda
2.4.Komplikasi 4
a.
Angka
mortalitas bayi tinggi, yaitu 20 – 25%
b.
Dapat
menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi
c.
Komplikasi
ibu, disebut “ trias komplikasi “,yaitu :
Ø Perdarahan
Ø Infeksi
Ø Trauma jalan lahir
d.
Komplikasi
anak
Ø Dislokasi persendian
Ø Trauma alat vital visera
Ø Fraktur persendian leher
Ø Fraktur tulang ekstremitas
Ø Asfiksia ringan sampai berat
Ø Perdarahan intraknarial
Ø Lahir mati
DAFTAR PUSTAKA
1.
Wiknjosastro,
glardi hanifa.2012.buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal.: Jakarta.PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2.
Saepudin,
Abdul Bari.2009.buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal: Jakarta. PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
3.
Chapman,
Vicky.2006.asuhan kebidanan persalinan dan kelahiran: Jakarta.EGC.
4.
Manuaba,
ida bagus gde.2000.penuntun kepaniteraan klinik obstetri dan ginekologi: Jakarta.EGC.
5.
Manuaba,
ida bagus gde.2000. kapita salekta penatalaksanaan rutin obstetric ginekologi
dan kb: Jakarta.EGC.
6.
D Endraningtias - 2015 -
repository.uinjkt.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar